Hacker Gunakan Berita Tentang Penyebaran VIrus Corona, Untuk Sebar Malware




Saat ini sedang marak sekali dengan berita tentang Corona Virus, ya, Corona Virus ini menyita perhatian dunia, maka dari itu banyak sekali pemberitaan di berbagai media tentang Corona Virus yang sangat sekali berbahaya.

Dengan maraknya berita tenntang Corona Virus ini, dimanfaatkan oleh beberapa orang yang bisa disebut sebagai Hacker untuk menyebarkan sebuah malware dengan cara mengunduhnya, yang dimana saat masyarakt membaca berita tentang Virus Corona secara tidak sengaja mereka mengunduh sebuah Malware yang dapat meretas Alat komunikasi anda.

Ahli Keamanan cyberpun memperingatkan tentang tautan - tautan yang berbahaya yang berlagak seperti artikel atau video berita Tentang Penyebaran Virus Corona. biasanya para peretas menggunakan berita berita yang berkontroversial tentang Virus Corona untuk memikat hati masyarakat agar membuka tautan tersebut.

Tautan berbahaya yang mereka gunakan untuk penyebaran Malware berupa artikel, video tentang Corona Virus. peretas menyebarkan artikel atau unngahan video yang ditampilkan dalam format seperti PDF atau MP4 yang dimana harus diunduh terlebih dahulu, mereka menggunakan itu untuk menyenbunyikan malware mereka.

Hanya dengan mengklik atau mengunduhnya melalaui perankat elektronik kita, memungkin peretas bisa menyebarkan malware tersebut dan meretas Perangkat kita, sehinga mereka dapat memperoleh akses ke informasi pengguna, yang dimana tersimpan data data pribadi kita mungkiin, dan mereka dapat menghancurkan data, memblokirnya bahka menyalinnya saat peretas menginginkannya.

Saat iniVirus korona sedang mendapatkan perhatian media dalam jumlah besar karena menelan korban jiwa sebanyak 213 orang bahkan terus bertambah, dan menginfeksi sebanyak hampir 10 ribu orang. Hingga saat ini, belum adanya vaksin atau obat yang dapat menyembuhkan penyakit akibat virus ini.

media sosial kini didominasi oleh pemberitaan palsu menyoal virus ini. Facebook, Google dan Twitter telah menghadirkan upaya untuk mengurangi peredaran berita palsu ini, meski sejumlah kejahatan siber masih diketahui memanfaatkan histeria ini untuk menjebak pengguna internet.

Untuk mencegah terjebak dan menjadi korban penipuan tautan berbahaya, ahli keamanan siber Inggris mengimbau masyarakat untuk mengakses informasi langsung dari situs media resmi. Selain itu, pengguna internet juga diimbau untuk lebih meneliti ekstensi pada file yang diterima atau beredar.

Apabila tidak memiliki ekstensi bukan .docx, .pdf atau .mp4, maka file tersebut diperkirakan merupakan file tidak resmi dan berbahaya. Selain itu, file dokumen dan video disebut seharusnya tidak memiliki format .exe atau .Ink. bahkan media berita apapaun tidak pernah memerintahkan pembaca untuk mengunduh file berita itu terlebih dahulu, jika begitu maka harus berhati - hati.

Sementara itu mengutip Tom’s Guide, analis malware Kaspersky Anton Ivanov menyebut hingga saat ini, perusahaannya baru menemukan 10 file unik. Namun aktivitas ini kerap terjadi saat terdapat pemberitaan populer, sehingga memiliki kecenderungan untuk bertumbuh.

Komentar